Pintu Otomatis Untuk Bilik Disinfektan Dengan Penampil Suhu

 

Pintu Otomatis Untuk Bilik Disinfektan Dengan Penampil Suhu

Alyaa Qonita Nuur Arifah 1, Ayudia Rizqi Ashriyati2Fadhil Rachman Zulfikar3Faqih Firmanudin 4Samuel BETA Kuntarjo 5

e-mail: 1alyaaqonita@gmail.com,  2ayudiarizqia@ gmail.com, 3fadhilrachmadz@gmail.com4faqihfirman123@gmail.com , 5sambetak2@gmail.com

Jurusan Teknik Elektro, Program Studi D3 Teknik Elektronika

Politeknik Negeri Semarang

Jln. Prof. H. Sudarto, S. H., Tembalang, Semarang, Jawa Tengah, Indonesia. 50275.

Telp. (024)7473417, website : www.polines.ac.id,

Email : sekretariat@polines.ac.id


AbstrakCorona virus is rampant in Indonesia right now. To prevent this outbreak, almost every region carries out body temperature tests and spraying disinfectant to the visitors. Disenfecting spraying and temperature checking are still carried out manually and require officers to operate them, so a disenfectant spraying device and temperature checking are needed that work automatically. This study aims to produce a device with an automatic door for the disinfectant chamber along with a temperature display. This tool uses a Thermopile as an object temperature detector, a IR sensor as a motion detector and the Arduino Uno as a controller. The output uses a Relay module connected to the Water Pump which sprays disinfectant through the sprayer, Seven Segments to display the temperature detected by the Thermopile, Servo to open the door automatically, LED and Buzzer for indicators. With this tool, it is hoped that it can reduce the number of Covid-19 patients.

 Keywords: Automatic disinfectant, Corona virus, Thermopile Sensor, Arduino Uno.

IntisariVirus Corona saat ini telah merajalela di Indonesia. Dalam upaya pencegahan, hampir setiap daerah melakukan tes suhu badan dan penyemprotan disenfektan kepada orang yang masuk ke daerah tersebut. Penyemprotan disenfektan dan pengecekan suhu yang dilakukan masih secara manual dan memerlukan petugas untuk mengoperasikannya, sehingga dibutuhkan alat penyemprot cairan disenfektan dan pengecekan suhu yang bekerja secara otomatis. Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan alat dengan pintu otomatis untuk bilik disinfektan disertai penampil suhu.Alat ini menggunakan Thermopile sebagai pendeteksi suhu objek, sensor IR sebagai pendeteksi gerakan dan Arduino Uno sebagai Controller. Output menggunakan modul Relay yang terhubung ke Water Pump yang menyemprotkan cairan desinfektan melalui sprayer, Seven Segmen untuk menampilkan suhu yang di deteksi oleh Thermopile, Servo untuk membuka pintu secara otomatis, LED dan Buzzer untuk indikator. Dengan adanya alat ini diharapkan dapat menekan angka pasien covid-19.

Kata kunci: Disenfektan Otomatis, Virus Corona, Thermopile Sensor, Arduino Uno.



I.          PENDAHULUAN


1.1    Latar Belakang

Berbagai upaya di lakukan sebagai pencegahan penyebaran virus corona, diantaranya adalah pengukuran suhu tubuh dan penyemprotan disinfektan bagi orang-orang yang masuk ke suatu daerah. Penyemprotan disinfektan masih dilakukan secara manual oleh petugas. Sehingga perlu adanya alat penyemprot disinfektan yang bekerja secara otomatis. Dengan demikan munculah inovasi baru untuk membuat alat “Pintu Otomatis untuk Bilik Disinfektan dengan Penampil Suhu” untuk menekan angka penyebaran covid-19.

1.2    Rumusan Masalah

Dari identifikasi yang ada, dapat ditarik beberapa rumusan masalah sebagai berikut.

1.    Bagaimana merancang dan membuat alat pintu otomatis untuk bilik disinfektan dengan penampil suhu

2.      Bagaiaman cara kerja alat tersebut?

3.      Bagiamana program Arduino yang diterapkan dalam sistem tersebut?

1.3    Tujuan

Adapun tujuan yang ingin dicapai dalan pembuatan Proyek Arduino ini adalah sebagai berikut.

1.        Mengaplikasikan Arduino Uno pada sistem sebagai mikrokontroler

2.        Mengontrol sensor PIR dan sensor suhu menggunakan Arduino Uno dan merealisasikan proses pembacaan input data

3.        Merealisasikan input data dalam bentuk seven segment,motor servo, dan water pump

4.        Memudahkan manusia dalam pengecekan dan penyeteril saat bepergian di masa pandemi ini 


     II.     TINJAUAN PUSTAKA


2.1    Arduino Uno

ArduinoUno adalah Arduino board yang menggunakan mikrokontroler ATmega328. Arduino Uno memiliki 14 pin digital (6 pin dapat digunakan sebagai output PWM), 6 input analog, sebuah 16 MHz osilator kristal, sebuah koneksi USB, sebuah konektor sumber tegangan, sebuah header ICSP, dan sebuah tombol reset.

Sumber Daya dan Pin Tegangan Arduino Uno dapat diberi daya melalui koneksi USB (Universal Serial Bus) atau melalui power supply eksternal. Jika Arduino uno dihubungkan ke kedua sumber daya tersebut secara bersamaan maka Arduino uno akan memilih salah satu sumber daya secara otomatis untuk digunakan. Power supplay external (yang bukan melalui USB) (Afrizal Fitriandi, 2016).

Gambar 2.1 Arduino Uno

 

2.2     Sensor  MLX90614

Sensor MLX90614 merupakan sensor yang digunakan untuk mengukur suhu dengan memanfaatkan radiasi gelombang inframerah. Sensor MLX90614 didesain khusus untuk mendeteksi energi radiasi inframerah dan secara otomotis telah didesain sehingga dapat mengkalibrasikan energi radiasi inframerah menjadi skala temperatur. MLX90614 terdiri dari detektor thermopile inframerah MLX81101 dan signal conditioning ASSP MLX90302 yang digunakan untuk memproses keluaran dari sensor inframerah.


Gambar 2. 2 Sensor MLX90614

2.3     Infra Red (IR) sensor

Cahaya infra merah merupakan cahaya yang tidak tampak. Jika dilihat dengan spektroskop cahaya maka radiasi cahaya infra merah akan terlihat pada spektrum elektromagnet dengan panjang gelombang di atas panjang gelombang cahaya merah. Radiasi inframerah memiliki panjang gelombang antara 700 nm sampai 1 mm dan berada pada spektrum berwarna merah. Dengan panjang gelombang ini maka cahaya infra merah tidak akan terlihat oleh mata namun radiasi panas yang ditimbulkannya masih dapat dirasakan/dideteksi.

Pada dasarnya komponen yang menghasilkan panas juga menghasilkan radiasi infra red termasuk tubuh manusia maupun tubuh binatang. Cahaya infra red, walaupun mempunyai panjang gelombang yang sangat panjang tetap tidak dapat menembus bahan-bahan yang tidak dapat melewatkan cahaya yang nampak sehingga cahaya infra red tetap mempunyai karakteristik seperti halnya cahaya yang nampak oleh mata. Pada pembuatan komponen yang dikhususkan untuk penerima infra merah, lubang untuk menerima cahaya (window) sudah dibuat khusus sehingga dapat mengurangi interferensi dari cahaya non-infra merah. Oleh sebab itu sensor infra red yang baik biasanya memiliki jendela (pelapis yang terbuat dari silikon) berwarna biru tua keungu-unguan. Sensor ini biasanya digunakan untuk aplikasi infra merah yang digunakan diluar rumah (outdoor). Sinar infra Red yang dipancarkan oleh pemancar infra merah tentunya mempunyai aturan tertentu agar data yang dipancarkan dapat diterima dengan baik pada penerima. Oleh karena itu baik di pengirim infra merah maupun penerima infra merah harus mempunyai aturan yang sama dalam mentransmisikan (bagian pengirim) dan menerima sinyal tersebut kemudian mendekodekannya kembali menjadi data biner (bagian penerima). Komponen yang dapat menerima infra merah ini merupakan komponen yang peka cahaya yang dapat berupa dioda (photodioda) atau transistor (phototransistor). Komponen ini akan merubah energi cahaya, dalam hal ini energi cahaya infra red, menjadi pulsa-pulsa sinyal listrik. Komponen ini harus mampu mengumpulkan sinyal infra red sebanyak mungkin sehingga pulsa-pulsa sinyal listrik yang dihasilkan kualitasnya cukup baik.

Karakteristik Infra Red

1.    Tidak dapat dilihat oleh manusia

2.    Tidak dapat menembus materi yang tidak tembus pandang

3.    Dapat ditimbulkan oleh komponen yang menghasilkan panas

4.    Panjang gelombang pada inframerah memiliki hubungan yang berlawanan atau berbanding terbalik dengan suhu. Ketika suhu mengalami kenaikan, maka panjang gelombang mengalami penurunan



Gambar 2.3 IR sensor

2.4    Modul 7Segment

Seven segment adalah suatu segmen-segmen yang digunakan untuk menampilkan angka / bilangan decimal. Seven segment ini terdiri dari 7 batang LED yang disusun membentuk angka 8 dengan menggunakan huruf a-f yang disebut DOT MATRIKS. Setiap segment ini terdiri dari 1 atau 2 LED (Light Emitting Dioda). Seven segment dapat menampilkan angka-angka desimal dan beberapa karakter tertentu melalui kombinasi aktif atau tidaknya LED penyususnan dalam seven segment. Untuk menampilkan karakter alfanumerik caranya cukup mudah, cukup dengan memberikan tegangan 5V (atau Ground) pada kaki pin masing-masing segment.





Gambar 2.4 Modul 7Segment

2.5    Motor Servo

Motor servo adalah sebuah perangkat atau aktuator putar (motor) yang dirancang dengan sistem kontrol umpan balik loop tertutup (servo), sehingga dapat diatur untuk menentukan dan memastikan posisi sudut dari poros keluaran motor. Motor servo merupakan perangkat yang terdiri dari motor DC, serangkaian gear, rangkaian kontrol dan potensiometer. Serangkaian gear yang melekat pada poros motor DC akan memperlambat putaran poros dan meningkatkan torsi motor servo, sedangkan potensiometer dengan perubahan resistansinya saat motor berputar berfungsi sebagai penentu batas posisi putaran poros motor servo.

Gambar 2.5 Motor Servo

2.6    DC Stepdown

Merupakan modul atau perangkat elektromekanis yang mengkonversi sumber arus searah (DC) dari satu tingkat tegangan yang lain. Ini adalah jenis konverter daya listrik. tingkat daya berkisar dari sangat rendah (baterai kecil) ke sangat tinggi (tegangan tinggi daya transmisi).

Gambar 2.6 DC Step Down

2.7   LED

Lampu LED adalah produk diode pancaran cahaya (LED) yang disusun menjadi sebuah lampu. Lampu LED memiliki usia pakai dan efisiensi listrik beberapa kali lipat lebih balik daripada lampu pijar dan tetap jauh lebih efisien daripada lampu neon, beberapa chip bahkan dapat menghasilkan lebih dari 300 lumen per watt. lampu LED akan menghasilkan terang sepenuhnya tanpa perlu waktu pemanasan (warm-up)



Gambar 2.6 LED

2.8    Buzzer

Sebuah komponen elektronika yang dapat mengubah sinyal listrik menjadi getaran suara. Buzzer ini biasa dipakai pada sistem alarm. Juga bisa digunakan sebagai indikasi suara. Buzzer adalah komponen elektronika yang tergolong tranduser. Sederhananya buzzer mempunyai 2 buah kaki yaitu positive dan negative. Untuk menggunakannya secara sederhana kita bisa memberi tegangan positive dan negative 3 - 12V.

 



Gambar 2.6 Buzzer


2.9   Modul Relay

Relay adalah Saklar (Switch) yang dioperasikan secara listrik dan merupakan komponen Electromechanical yang terdiri dari 2 bagian utama yakni Elektromagnet (Coil) dan Mekanikal (seperangkat Kontak Saklar/Switch). Relay menggunakan Prinsip Elektromagnetik untuk menggerakkan Kontak Saklar sehingga dengan arus listrik yang kecil(low power) dapat menghantarkanlistrik yang bertegangan lebih tinggi. Sebagai contoh, dengan Relay yang menggunakan Elektromagnet 5V dan 50 mA. mampu menggerakan Armature Relay (yang berfungsi sebagai saklarnya) untuk menghantarkan listrik tegangan 12V dengan arus 5A.

Gambar 2.9 Modul Relay

    III.     PERANCANGAN ALAT


3.1    Diagram Blok


Gambar 3.1 Diagram Blok


3.2    Cara Kerja Alat

Ketika seseorang hendak memasuki ruangan diwajibkan mendekatkan tangannya ke sensor suhu GY-906-BAA untuk melakukan pengecekan suhu secara otomatis. Kemudian arduino memproses data yang dimasukkan oeh sensor suhu GY-906-BAA dan menyalakan seven segment untuk menampilkan suhu. Apabila suhu yang di deteksi diatas 31o dan dibawah 38o maka motor servo akan membuka pintu,dan setelah orang masuk, sensor pir mendeteksi dan menyalakan relay yang terhubung ke Water Pump sehingga menyemprotkan cairan desinfektan melalui sprayer selama 3 detik. Setelah 3 detik, Water Pump akan mai dan motor servo akan membuka pintu dan orang iu dapat keluar dari bilik tersebut. Namun apabila suhu yang di deteksi diatas 38o,  maka led dan buzzer akan menyala sebagai indikator bahwa orang tersebut terindikasi covid-19 sehingga pintu tidak akan terbuka.

3.3    Perancangan Perangkat Keras

Gambar 3.2 Diagram Pengawatan




Gambar 3.3 Foto Alat tampak depan


Gambar 3.3 Foto Alat tampak samping



3.4    Perancangan Perangkat Lunak

Gambar 3.4 Diagram Alir

     IV.     PENUTUP


4.1    Kesimpulan

1.        Dengan adanya alat ini dapat membantu mengurangi penyebaran virus corona, ketika seseorang mendatangi suatu tempat dimasa pandemi maka orang tersebut akan dicek suhunya dan disterilisasi dengan disenfektan.

2.        Alat ini dapat digunakan dimana saja dan mudah pengoperasiannya

3.        Alat ini menggunakan sensor suhu MLX90614 sebagai komponen utama untuk mengecek suhu badan 


4.2    Saran

1.        Untuk kedepannya alat ini dapat dikembangkan supaya sensor suhu dapat mendeteksi jarak jauh hingga 10cm

2.        Membuat desain alat yang lebih praktis dan bahan yang lebih ekonomis

3.     Alat ini sebaiknya ditambahkan sensor PIR untuk mendeteksi adanya orang masuk dan keluar 


Daftar Pustaka

Blocher Richard, “Dasar Elektronika”, Yogyakarta: ANDI. 2004

http://e-journal.ivet.ac.id/plugins/generic/pdfJsViewer/pdf.js/build/pdf.worker.js

https://lastminuteengineers.com/one-channel-relay-module-arduino-tutorial/


LAMPIRAN

1. Jurnal  Klik disini

2. PPT  Klik disini

3. Program klik disini

4. Pengawatan Klik disini

5. Diagram Blok Klik disini

6. Diagram Alir Klik disini

7. Gambar Rangkaian klik disini

8. Video Klik disini


Biodata Penulis

 

Alyaa Qonita Nuur Arifah. Lahir di Kendal, 3 Mei 2000. Riwayat pendidikan formal di SD Negeri 2 Pegulon Kendal, SMP Negeri 1 Kendal, SMA Negeri 1 Kendal. Pada tahun 2018 penulis mengikuti seleksi mahasiswa baru diploma (D3) dan diterima menjadi mahasiswa baru di kampus Politeknik Negeri Semarang (POLINES) denga program studi D3 Elektronika, jurusan Teknik Elektro. Penulis terdaftar dengan NIM.3.32.18.1.04. Apabila ada kritik, saran, dan pertanyaan mengenai penelitian ini, bisa menghubungi melalui email: alyaaqonita@gmail.com


Ayudia Rizqi Ashriyati. Lahir di Demak, 16 Februari 2000. Riwayat pendidikan formal di SD N Bandungrejo 01, SMP N 14 Semarang, SMA N 02 Semarang. Pada tahun 2018 penulis mengikuti seleksi mahasiswa baru diploma (D3) dan diterima menjadi mahasiswa baru di kampus Politeknik Negeri Semarang (POLINES) denga program studi D3 Elektronika, jurusan Teknik Elektro. Penulis terdaftar dengan NIM.3.32.18.1.05. Apabila ada kritik, saran, dan pertanyaan mengenai penelitian ini, bisa menghubungi melalui email: ayudiarizqia@ gmail.com

Fadhil Rachman Zulfikar. Lahir di Semarang, 24 November 2000. Riwayat pendidikan formal di SD Negeri Lamper Kidul 02 Semarang, SMP Negeri 27 Semarang, SMA Negeri 9 Semarang. Pada tahun 2018 penulis mengikuti seleksi mahasiswa baru diploma (D3) dan diterima menjadi mahasiswa baru di kampus Politeknik Negeri Semarang (POLINES) denga program studi D3 Elektronika, jurusan Teknik Elektro. Penulis terdaftar dengan NIM.3.32.18.1.10. Apabila ada kritik, saran, dan pertanyaan mengenai penelitian ini, bisa menghubungi melalui email: fadhilrachmadz@gmail.com


Faqih Firmanudin. Lahir di Semarang, 31 mei 2000. Riwayat pendidikan formal di SD GISIKDRONO 02/04 Semarang, SMP N 30 Semarang, SMK N 4 Semarang. Pada tahun 2018 penulis mengikuti seleksi mahasiswa baru diploma (D3) dan diterima menjadi mahasiswa baru di kampus Politeknik Negeri Semarang (POLINES) denga program studi D3 Elektronika, jurusan Teknik Elektro. Penulis terdaftar dengan NIM.3.32.18.1.10. Apabila ada kritik, saran, dan pertanyaan mengenai penelitian ini, bisa menghubungi melalui email: faqihfirman123@gmail.com




















Share:

0 komentar:

Posting Komentar