Dongkrak Otomatis dengan Pengesetan

 

Dongkrak Otomatis dengan Pengesetan

Dhany Adi Wicaksono1, Laela Puspitasari2, Muhammad Anwar Aziz3, Samuel BETA Kuntarjo 4

Email : 1dhanyadiwicaksono007@gmail.com,  2laelapuspitasari07@gmail.com,  3totallylegitandusable@gmail.com, 4sambetak2@gmail.com

Jurusan Teknik Elektro, Politeknik Negeri Semarang

Jln. Prof. H. Sudarto, S.H., Tembalang, Semarang, Jawa Tengah, Indonesia. 50275.

Telp. (024)7473417, Website :www.polines.ac.id, email : sekretariat@polines.ac.id

Abstract Jack is one of the human aids especially used when lifting a car to help make it easier when changing car wheels. Where in its use often requires considerable physical energy. The purpose of making this tool is to create a system that can help users use a jack without doing exhausting physical activities at the same time with modern technology. This tool uses an application found on an android smartphone that is connected by the Potentiomete to the Arduino Uno microcontroller as the main processor which is equipped with an HC-SR04 sensor as a height distance reader, LED as lighting, and L298N driver to set the DC motor rotation as a player screw on an electric jack.

 

Intisari— Dongkrak merupakan salah satu alat bantu manusia khususnya digunakan saat mengangkat mobil untuk membantu mempermudah ketika mengganti roda mobil. Dimana dalam penggunaannya seringkali membutuhkan tenaga fisik yang cukup besar. Tujuan pembuatan alat ini yaitu untuk menciptakan sebuah sistem yang dapat membantu pengguna menggunakan dongkrak tanpa melakukan kegiatan fisik yang melelahkan sekaligus dengan teknologi modern. Alat ini menggunakan aplikasi yang dihubungkan oleh Potensiometer ke mikrokontroler Arduino Uno sebagai pengolah utama yang dilengkapi dengan sensor HC-SR04 sebagai pembaca jarak ketinggian, modul seven segment TM1637 sebagai tampilan karakter, LED sebagai pencahayaan, dan driver L298N untuk mengatur putaran motor DC sebagai pemutar ulir pada dongkrak elektrik.

 

Kata KunciDongkrak Elektrik, Potensiometer, Arduino, Uno, HC-SR04, TM1637, LED, PushButton Motor DC (key words)

I.      PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dongkrak otomotif adalah alat yang berguna untuk mengangkat sebuah kendaraan untuk memudahkan perbaikan. Mengoperasikan dongkrak mobil bukanlah sesuatu yang dirasa mudah oleh sebagian kalangan masyarakat. Karena jika dilakukan dengan prosedur yang kurang benar, dapat berisiko mengalami cedera. Hal ini menyulitkan sebagian kalangan masyarakat untuk melakukan pergantian roda ditengah perjalanan dan tentu dibuatnya berpikir kembali untuk menggunakan dongkrak mobil.Inovasi baru untuk dongkrak mobil sangat dibutuhkan agar penggunaannya lebih efisien, praktis digunakan, dan yang terpenting adalah jaminan keselamatan yang tinggi. Solusi tepat guna untuk mengatasi permasalahan tersebut yaitu dengan  Dongkrak Elektrik dengan Pengesetan .

1.2 Perumusan Masalah

      Dari identifikasi yang ada, dapat ditarik beberapa rumusan masalah sebagai berikut.

1. Bagaimana cara membuat dongkrak elektrik yang dapat dikontrol ketingginnya menggunakan potensiometer?

2. Bagaimana cara menghubungkan dongkrak elektrik dengan potensiometer?

3. Bagaimana cara membuat alat pengontrol dongkrak elektrik berbasis arduino yang mampu mendongkrak mobil?

1.3 Tujuan

      Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam pembuatan Proyek Arduino ini adalah sebagai berikut :

1. Membuat dongkrak ulir agar dapat dikontrol ketinggiannya dengan potensiometer.

2. Mengaplikasikan potensiometer sebagai pengeset nilai ketinggian dengan arduino uno yang berfungsi untuk mengontrol dongkrak ulir.

3. Mampu membuat sistem dongkrak elektrik berbasis arduino yang efisien dan mudah dalam penggunaannya.

 

II.    TINJAUAN PUSTAKA

A.   Arduino Uno

Arduino UNO adalah sebuah board mikrokontroler yang didasarkan pada ATmega328 (datasheet). Arduino UNO mempunyai 14 pin digital input/output (6 di antaranya dapat digunakan sebagai output PWM), 6 input analog, sebuah osilator Kristal 16 MHz, sebuah koneksi USB, sebuah power jack, sebuah ICSP header, dan sebuat tombol reset. Arduino UNO memuat semua yang dibutuhkan untuk menunjang mikrokontroler, mudah menghubungkannya ke sebuah computer dengan sebuah kabel USB atau mensuplainya dengan sebuah adaptor AC ke DC atau menggunakan baterai untuk memulainya

Arduino Uno berbeda dari semua board Arduino sebelumnya, Arduino UNO tidak menggunakan chip driver FTDI USB-to-serial. Sebaliknya, fitur-fitur Atmega16U2 (Atmega8U2 sampai ke versi R2) diprogram sebagai sebuah pengubah USB ke serial. Revisi 2 dari board Arduino Uno mempunyai sebuah resistor yang menarik garis 8U2 HWB ke ground, yang membuatnya lebih mudah untuk diletakkan ke dalam DFU mode.

Gambar 2.1 Arduino Uno Tampak Depan

A.   Potensiometer

Potensiometer adalah komponen elektronik yang berupa resistor dengan nilai resistansi yang dapat diatur. Potensiometer dapat digunakan sebagai input kontrol atau dapat digunakan juga sebagai simulasi untuk sensor dengan sifat resistif. Potensiometer terdapat integrated input dan dapat digunakan dengan menghubungkan pin 1 pada vcc, pin 2 pada pin analog Arduino, dan pin 3 pada gnd.

Gambar 2.2 Potensiometer

B.    Sensor Ultrsonik HC-SR04

HC-SR04 merupakan sebuah sensor ultrasonik yang dapat membaca jarak kurang lebih 2 cm hingga 4 meter. Sensor ini sangat mudah digunakan pada mikrokontroler karena menggunakan empat buah pin yang terdapat pada sensor tersebut, yaitu dua buah pin suplay daya untuk sensor ultrasonik dan dua buah pin trigger dan echo sebagai input dan output data dari sensor ke arduino.

Gambar 2.3 Sensor Ultrasonik HC-SR04

C.    LED (Light Emitting Diode)

Light Emitting Diode atau sering disingkat dengan LED adalah komponen elektronika yang dapat memancarkan  cahaya monokromatik ketika diberikan tegangan maju. LED merupakan keluarga Dioda yang terbuat dari bahan semikonduktor. Warna-warna Cahaya yang dipancarkan oleh LED tergantung pada jenis bahan semikonduktor yang dipergunakannya. LED juga dapat memancarkan sinar inframerah yang tidak tampak oleh mata seperti yang sering kita jumpai pada Remote Control TV ataupun Remote Control perangkat elektronik lainnya.

Bentuk LED mirip dengan sebuah bohlam (bola lampu) yang kecil dan dapat dipasangkan dengan mudah ke dalam berbagai perangkat elektronika. Berbeda dengan Lampu Pijar, LED tidak memerlukan pembakaran filamen sehingga tidak menimbulkan panas dalam menghasilkan cahaya.  Oleh karena itu, saat ini LED (Light Emitting Diode) yang bentuknya kecil telah banyak digunakan sebagai lampu penerang dalam LCD TV yang mengganti lampu tube.





Gambar 2.4 LED

D.   Driver Motor L298N

L298N adalah IC yang digunakan sebagai driver motor DC pada penelitian ini. IC ini menggunakan prinsip kerja H-Bridge. Tiap H-Bridge dikontrol menggunakan level tegangan TTL yang berasal dari output mikrokontroler. Tegangan yang dapat digunakan untuk mengendalikan robot bisa mencapai tegangan 46 VDC dan arus 2 A untuk setiap kanalnya. L298 dapat mengontrol 2 buah motor DC, karena di dalam satu komponen L298 N terdapat dua rangkaian H-Bridge. Berikut ini bentuk IC L298 yang digunakan sebagai motor driver.

Fungsi driver motor yaitu untuk menjalankan motor  sebagai pengatur arah putaran motor maupun kecepatan putaran motor dan digunakan driver motor karena arus yang keluar dari mikrokontroler tidak mampu memenuhi kebutuhan motor DC, serta mengubah tegangan  yang dikeluarkan mirokontroler agar sesuai dengan tegangan yang dibutuhkan  motor tersebut.

Gambar 2.5 Driver Motor L298N 

E.    Motor DC

Motor DC (Direct Current) adalah peralatan elektromagnetik dasar yang berfungsi untuk mengubah tenaga listrik menjadi tenaga mekanik yang desain awalnya diperkenalkan oleh Michael faraday lebih dari seabad yang lalu (E. Pitowarno, 2006). Motor DC dikendalikan dengan menentukan arah dan kecepatan putarnya. Arah putaran motor DC adalah searah dengan arah putaran jarum jam (Clock Wise/CW) atau berlawanan arah dengan arah putaran jarum jam (Counter Clock Wise/CCW), yang bergantung dari hubungan kutub yang diberikan pada motor DC. Kecepatan putar motor DC diatur dengan besarnya arus yang diberikan.

Gambar 2.6 Motor DC

G.   Modul TM1637

Modul TM1637 merupakan sebuah modul atau komponen elektronika yang terdiri dari empat digit seven segment. Modul TM1637 hanya menggunakan dua pin untuk menampilkan sebuah karakter atau digit angka, pin CLK dan DIO/DATA. Sementara untuk supply terdapat dari pin VCC dan pin GND.

Gambar 2.7 TM1637

III PERANCANGAN

Bab ini membahas keseluruhan dari perancangan sistem yang akan dibuat. Perancangan sistem terdiri dari perancangan perangkat mekanik, perancangan perangkat keras, dan perancangan perangkat lunak. Gambar 3.1 merupakan diagram blok sistem secara keseluruhan

A.      Diagram Blok Sistem

Gambar 3.1 Diagram Blok Sistem

B.       Cara Kerja Diagram Blok Sistem

Dongkrak Elektrik dengan Pengesetan Potensiometer akan bekerja saat mendapat sumber tegangan 12V dan 5V. Sumber tegangan 12V berasal dari aki mobil berfungsi sebagai catu daya utama pada alat ini yang bertujuan menjadi suplai driver motor DC, led. Sedangkan catu daya 5 volt digunakan untuk mengaktifkan mikrokontroler Arduino Uno, potensiometer, modul sensor jarak, modul seven segment dan komponen komponen lainnya.

C.      Gambar Rangkaian

Gambar 3.2 Skematik Rangkaian

D.      Gambar Diagram Alir

Gambar 3.3 Diagram Alir

E.       Gambar Pengawatan

Gambar 3.4 Diagram Pengawatan


IV. PERANCANGAN MEKANIK

      Pada alat ini menggunakan kotak untuk meletakkan komponen-komponen yang digunakan.

Gambar 4.1 Sistem Mekanik Tampak Atas

 

Gambar 4.1 Sistem Mekanik Tampak Samping

 

Gambar 4.3 Kotak Kendali Tampak Atas

 

Gambar 4.4 Kotak Kendali Tampak Samping

 

V. PENGUJIAN ALAT

Ada beberapa tahap pengujian yang dilakukan pada alat yang telah dibuat. Tahap-tahap tersebut yaitu pengujian perangkat hardware, pengujian pin-pin yang digunakan.

Sistem Dongkrak Elektrik Berbasis Arduino Menggunakan Android akan bekerja saat mendapat sumber tegangan 12V dan 5V. Sumber tegangan 12V berasal dari aki mobil atau steker listrik berfungsi sebagai catu daya utama pada alat ini yang bertujuan menjadi suplai driver motor DC, buzzer, led. Sedangkan catu daya 5 volt digunakan untuk mengaktifkan mikrokontroler Arduino Uno, potensiometer, modul seven segment TM1637, modul sensor jarak, relay dan komponen komponen lainnya.

Untuk cara penggunaan alat ini, tempatkan dongkrak elektrik tepat dibawah as atau poros roda dengan posisi yang benar. Hubungkan kabel dongkrak ke kotak konsol, kemudian hubungkan ke lubang jack lighter pada mobil untuk mendapatkan tegangan power. Lalu atur poensio untuk mengatur nilai ke Tekan tombol bluetooth pada layar utama aplikasi dan pilih “DONGKRAK”. Jika berhasil terhubung akan muncul status “connected’ dibawah tombol bluetooth.

Berikutnya yang dilakukan adalah menekan tombol naik hingga sisi mobil terangkat sesuai kebutuhan. Untuktinggian yang dinginkan. Secara program, nilai ketinggian dongkrak dapat terangkat adalah pada nilai ketinggian 10cm – 27cm. Nilai ketinggian akan ditampilkan oleh model seven segment (TM1637). Kemudian tekan sesaat Push Button 1 untuk pengesetan motor bekerja. Dongkrak yang dilengkapi oleh motor dc akan bergerak naik diiringi dengan sensor ketinggian (HC-SR04) yang mendeteksi ketinggian. Setelah sesuai sensor ketinggian mendeteksi sesuai nilai set ketinggian, maka motor dc akan berhenti dan diiringi dengan bunyi Buzzer. Pengguna dapat menekan sesaat Push Button 2 untuk menyalakan led jika dongkrak digunakan saat keadaan minim cahaya.

Langkah berikutnya pengguna dapat dengan leluasa mengganti roda maupun komponen komponen yang berada pada bagian bawah mobil. Setelah selesai, pengguna dapat menurunkan ketinggian dongkrak dengan mengeset potensiometer menjadi minimum. Kemudian menekan push Button1 kotak kendali. Maka motor dc akan bergerak berlawanan sehingga dongkrak bergerak turun. Motor dc berhenti bergerak saat ketinggian sudah minimum. Penerangan dapat dimatikan dengan cara menekan Push Button 2.



Gambar 5.1 Tampilan Alat Keseluruhan

 

VI. KESIMPULAN DAN SARAN

A Kesimpulan

1.       Dengan adanya Dongkrak Elektrik Dengan Pengesetan dapat mempermudah penggunakan dongkrak otomotif.

2.       Menggunakan potensiometer dan arduino dapat mengurangi risiko cedera saat menggunakan dongkrak otomotif.

B. Saran

1.     Meningkatkan kemampuan kerja alat agar dapat mengangkat mobil dengan beban lebih dari 1 ton.

 

VII DAFTAR PUSTAKA

 

Renreng, Ilyas. 2012. Rancang Bangun Dongkrak Elektrik Kapasitas I Ton. Universitas Hassanuddin.

Syahe, M. Khaidir. 2014. Rancang Bangun Dongkrak Gunting Elektrik Pada Mobil (Perawatan dan Perbaikan). Poltiteknik Negeri Sriwijaya.

Hidayat, Arif Nurachman.; Lenni 2016. Rancang Bangun Otomasi Dongkrak Mekanis dengan Media Komunikasi Smartphone Berbasis Arduino. Universitas Muhammadiyah Tangerang


VIII LAMPIRAN

1. Jurnal

2. Program Arduino 

3. Diagram Blok

4. Diagram Alir

5. Diagram Pengawatan

6. Skematik Rangkaian

7. Presentasi (.ppt)

8. Video presentasi


BIODATA PENULIS

1. Dhany Adi Wicaksono

Nama penulis Dhany Adi Wicaksono. Penulis dilahirkan di Temanggung, 6 April 2000. Penulis telah menempuh pendidikan formal di SD Negeri Dangkel, SMP Negeri 1 Kedu dan SMA Negeri 1 Parakan. Tahun 2018 penulis telah menyelesaikan pendidikan SMA. Pada tahun 2018 penulis mengikuti seleksi mahasiswa baru diploma(D3) dan diterima menjadi mahasiswa baru diploma(D3) di kampus Politeknik Negeri Semarang (Polines) dengan Program Studi D3 Teknik Elektronika, Jurusan Teknik Elektro. Penulis terdaftar dengan NIM 3.32.18.3.10. apabila ada kritik dan saran yang membangun mengenai penelitian ini, bisa menghubungi melalui E-mail dhanyadiwicaksono007@gmail.com

2. Laela Puspitasari


Nama penulis Laela Puspitasari. Penulis dilahirkan di Kabupaten Semarang, 21 Maret 2000. Penulis telah menempuh pendidikan formal di SD Negeri Candirejo 01, SMP Negeri 3 Ungaran, dan SMA Negeri 2 Ungaran. Tahun 2018 penulis telah menyelesaikan pendidikan SMA. Pada tahun 2018 penulis mengikuti seleksi mahasiswa baru diploma (D3) dan diterima menjadi mahasiswa baru diploma (D3) di kampus Politeknik Negeri Semarang (Polines) dengan Program Studi D3 Teknik Elektronika, Jurusan Teknik Elektro. Penulis terdaftar dengan NIM 3.32.18.3.10. Apabila ada kritik dan saran yang membangun serta apabila terdapat beberapa pertanyaan mengenai penelitian ini, bisa menghubungi melalui E-mail laelapuspitasari07@gmail.com

3. Muhammad Anwar Aziz

Nama penulis Muhamad anwar Aziz. Penulis dilahirkan di Kota Semarang, 6 Agustus 2000. Penulis telah menempuh pendidikan formal di SD Negeri Jatingaleh 02, SMP Negeri 5 Semarang, dan SMA Negeri 3 Semarang. Tahun 2018 penulis telah menyelesaikan pendidikan SMA. Pada tahun 2018 penulis mengikuti seleksi mahasiswa baru diploma (D3) dan diterima menjadi mahasiswa baru diploma (D3) di kampus Politeknik Negeri Semarang (Polines) dengan Program Studi D3 Teknik Elektronika, Jurusan Teknik Elektro. Penulis terdaftar dengan NIM 3.32.18.3.14. Apabila ada kritik dan saran yang membangun serta apabila terdapat beberapa pertanyaan mengenai penelitian ini, bisa menghubungi melalui email totallylegitandusable@gmail.com

 

 


Share:

Pengunci Loker Otomatis Face Recognition Menggunakan ESP-32 Cam Berbasis Arduino Uno

Pengunci Loker Otomatis Face Recognition Menggunakan ESP-32 Cam Berbasis Arduino Uno

Muhammad Heri Setiawan1, Rifa Rifiyani2, Rozzaaq Sutan Tienedy3, Samuel
Beta K.4
Prodi Teknik Elektronika Jurusan Teknik Elektro Politeknik Negeri Semarang
Jl. Prof. H. Soedarto, SH, Tembalang, Semarang, 50275
Email :1 muhammadherisetiawan000@gmail.com ,2 rifarifiyani99@gmail.com ,3rozaqcilacap@gmail.com

Abstrak

Berkembangnya teknologi mikrokontroler saat ini membuat berbagai alat dapat dikembangkan menjadi lebih modern dan canggih. Seperti pada sistem keamanan dapat dilakukan menggunakan alat elektronik sebagai pengganti sistem keamanan kunci konvensional dengan kelebihan lebih bersifat privasi dan meningkatkan efisiensi. Pengunci otomatis salah satunya dapat diterapkan pada pengunci loker, dimana pengunci loker dibuat dengan menggunakan metode face recognition atau dengan menggunakan sistem pengenalan wajah dari pemilik loker tersebut, sehingga keamanannya akan sangat terjaga dan tidak sembarang orang dapat mengakses. Alat ini dibuat dengan menggunakan modul ESP-32 CAM sebagai perekam wajah atau pendeteksi wajah dari pemilik loker. Alat ini menggunakan modul relay sebagai penggerak dari selenoid door lock apabila pendeteksian wajah telah selesai dan wajah terdeteksi sama. Modul speaker digunakan sebagai output atau indikator berupa suara ketika pintu loker LED juga digunakan sebagai indikator keluaran dari sistem. Pemroses alat ini menggunakan Arduino Uno. Apabila modul ESP-32 CAM berhasil mendeteksi wajah yang sesuai, maka relay akan aktif yang kemudian mengaktifkan solenoid door lock sehingga pintu loker dapat terbuka.

Kata Kunci : Arduino Uno, ESP-32 Cam, Modul Relay, Selenoid Door Lock, Modul Speaker, LED RGB, Face Recognition.

Abstract- The development of microcontroller technology this time makes various tools can be developed to be more modern and sophisticated. As with security system, it can be using an electronic device instead of  a conventional key security system with advantages that are more privacy and increase efficiency. One of the automatic locks can be applied to locker locks where the locker lock is made using the face recognition method or by using the facial recognition system of the locker owner, so that security will be very secure and not just anyone can access it. This tool is made using the ESP-32 CAM module as a face recorder or face detector for the locker. This tool uses a relay module as an activator of the solenoid door lock when the face detection has been completed and,  the face is detected as the same. The speaker module is used as an output or indicator in the form of sound when the locker door is successfully opened. Light Emmiting Diode is also used as an indicator of the output of the system. The processor of this tool uses the Arduino Uno. If the ESP-32 CAM module manages to detect a suitable face, Relay will activate, the solenoid door will activate too, so that the locker can open.

Keywords: Arduino Uno, ESP-32 CAM Module, Relay Module , Selenoid Door Lock,Speaker Module , LED RGB, Face Recognition. 


I.     PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Keamanan yang hanya dilakukan secara manual atau konvensional sangat tidak praktis dibandingkan dengan teknologi yang ada saat ini. Salah satunya yaitu pengaman pada loker. Loker yang digunakan sebagai tempat penyimpanan harusnya memiliki keamanan yang tinggi karena dalam loker peralatan yang disimpan adalah barang-barang berharga dan tentunya sangat privasi.Tetapi seringkali barang yang ada pada loker tidak terjamin keamanannya karena kunci yang terbuat dari logam masih dapat diduplikasi, kadang tidak terkunci dengan baik ataupun pengunci dapat rusak atau dijebol dengan seutas kawat. Tidak jarang pula dapat kita jumpai loker menggunakan kombinasi padlock sebagai sarana alternatif. Namun sistem pengaman padlock masih dapat di jebol dengan memasukkan kombinasi yang secara terus menerus hingga mendapatkan kode yang diperlukan, maupun dirusak menggunakan tang, kunci T dan palu.

Dengan demikian perlu adanya solusi terkait system keamanan yang lebih baik. Seiring berkembangnya teknologi mikrokontroler saat ini membuat berbagai alat dapat dikembangkan menjadi lebih modern dan canggih Salah satunya yaitu dengan menggunakan metode Face Recognition. Perancangan sistem ini berbasis pengenalan wajah menggunakan Modul ESP32-CAM .Pengenalan Wajah (Face Recognition) adalah proses identifikasi manusia dengan menggunakan gambaran raut wajah. Dalam pendeteksian wajah, teknologi ini hanya mengidentifikasi wajah saja dan mengabaikan hal-hal yang lain seperti bangunan pohon tubuh dan lain-lain. Dalam perancangan sistem ini penulis menggunakan modul ESP32-CAM sebagai alat pengenalan wajah sekaligus mikrokontroler. ESP32-CAM merupakan modul dengan sensor kamera OV2640 yang dapat digunakan untuk mengambil gambar dan pengenalan wajah. ESP32CAM merupakan pengembangan dari modul kamera sebelumnya yang sudah tertanam chip ESP32 dengan konektivitas ganda yaitu WiFi & Bluetooth

Untuk pemrograman ESP32-CAM, digunakan aplikasi pemrogaman bahasa C menggunakan software Arduino IDE yang lebih praktis dan mudah dimengerti. Oleh karena itu, perancangan sistem keamanan ini diharapkan akan membuat pengamanan locker terproteksi dengan baik dan memberikan solusi atas masalah-masalah yang terdapat pada sistem keamanan locker baik di rumah ataupun di tempat-tempat umum saat ini.

1.2 Tujuan

Tujuan pembuatan alat ini adalah :

1. Membuat system pengunci otomatis pada locker menggunakan metode Face Recognition atau pengenalan wajah.

2.  Mampu membantu meningkatkan keamanan pada locker baik di area pribadi maupun ditempat-tempat umum.

3.  Mengurangi terjadinya tindak kejahatan atau pencurian terhadap barang-barang yang disimpan di dalam locker.

1.3 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang, akan ditentukan beberapa rumusan masalah, yaitu :

1. Bagaimana cara membuat system kunci otomatis pada locker menggunakan metode face recognition?

2.    Bagaimana cara kerja alat pengunci loker otomatis menggunakan metode face recognition?

3.    Bagaimana respon yang didapat alat pengunci loker ketika wajah terdeteksi?

1.4 Batasan Masalah

1.    Alat ini berfungsi sebagai pengunci otomatis pada locker menggunakan system pengenalan wajah.

Alat ini hanya digunakan pada pengunci loker pribadi.

2.   Alat ini hanya digunakan pada pengunci loker pribadi.


II.   Tinjauan Pustaka

Penjelasan dan uraian teori penunjang yang digunakan dalam pembuatan alat ini diperlukan untuk mempermudah pemahaman tentang cara kerja rangkaian maupun dasar-dasar perencanaan pembuatan alat.

2.1    Modul ESP-32 CAM

ESP-32 CAM adalah papan pengembangan WIFI/ Bluetooth dengan mikrokontroler ESP32 dan kamera. Ada juga sejumlah GPIO yang tersedia dan ada koneksi untuk antena eksternal. Papan ini tidak memiliki antarmuka USB ke serial. Pemrograman harus dilakukan dengan tambahan antarmuka external.

Gambar  2.1 Modul ESP32-Cam

Gambar 2.2 Pin Out ESP32-Cam

 2.2 Arduino Uno

Arduino adalah pengendali mikro single-board yang bersifat open-source, diturunkan dari Wiring platform, dirancang untuk memudahkan penggunaan elektronik dalam berbagai bidang. Hardwarenya memiliki prosesor Atmel AVR dan softwarenya memiliki bahasa pemrograman sendiri. Saat ini Arduino sangat populer di seluruh dunia. Bahasa yang dipakai dalam Arduino bukan assembler yang relatif sulit, tetapi bahasa C yang disederhanakan dengan bantuan pustaka-pustaka (libraries) Arduino. Arduino juga menyederhanakan proses bekerja dengan mikrokontroler.

Gambar 2.3  Arduino Uno

2.3  Modul Perekam Suara ISD 1820

ISD 1820 merupakan sebuah IC yang berfungsi untuk merekam suara dengan durasi maksimalnya 20 detik. Input tegangan dari modul ini adalah sebesar 3.3 volt tidak boleh melebihi karena dikhawatirkan akan merusak modul.

Gambar 2.4 Modul Perekam Suara ISD 1820

Fitur-fitur yang terdapat pada ModulISD 1820 :

1.      1. Push-button interface, yang dapat digunakan untuk merekam dan memutarnya.

2.      2. On-chip 8 Ohm speaker driver

3.     3.  Dapat dikendalikan dengan mikrokontroller, karena pada modul ini terdapat pin-pin yang dapat dihubungkan dengan mikrokontroller, dan untuk mengaktifkannya diberikan sinyal high dari mikrokontroller.

4.    Sample rate dan durasi dapt dirubah dengan mengganti resistor ROSC yang terhubung pada pin 9.

2.4   Selenoid Door Lock

Solenoid Door Lock adalah salah satu solenoid yang difungsikan khusus sebagai solenoid untuk pengunci pintu secara elektronik. Solenoid ini mempunyai dua sistem kerja, yaitu Normaly Close (NC)dan Normaly Open (NO). Perbedaan dari keduanya adalah sebagai berikut ini:

Perbedaanya adalah jika cara kerja solenoid NC apabila diberi tegangan, maka solenoid akan memanjang (tertutup). Dan untuk cara kerja dari Solenoid NO adalah kebalikannya dari Solenoid NC. Biasanya kebanyakan solenoid Door Lock membutuhkan input atau tegangan kerja 12V DC tetapi ada juga solenoid Door Lock yang hanya membutuhkan input tegangan 5V DC dan sehingga dapat langsung bekerja dengan tegangan output dari pin IC digital. Namun jika anda menggunakan Solenoid Door Lock yang 12V DC. Berarti anda membutuhkan power supply 12V  dan sebuah relay untuk mengaktifkannnya

Gambar 2.5 Selenoid Door Lock

2.5   Modul Relay

Relay merupakan jenis golongan saklar yang dimana beroperasi berdasarkan prinsip elektromagnetik yang dimanfaatkan untuk menggerakan kontaktor guna menyabungkan rangkaian secara tidak langsung. Tertutup dan terbukanya kontaktor disebabkan oleh adanya efek induksi magnet yang dihasilkan dari kumparan induktor yang dialiri arus listrik.Perbedaan dengan saklar yaitu pergerakan kontaktor pada saklar untuk kondisi on atau off dilakukan manual tanpa perlu arus listrik sedangkan relay membutuhkan arus listrik. Bisa dilihat jelas pada gambar dibawah ini :

Gambar 2.6  Modul Relay

Ada 5 bagian inti dari komponen ini antara lain :

·  Armature

·  Electromagnet atau Coil

·  Spring

·  Switch Contact / saklar

·  Iron Core

Gambar 2.7 Bagian Relay

Pada gambar diatas dapat diketahui bahwa sebuah Iron Core atau inti besi diberikan lilitan kumparan Coil agar terciptanya atau timbulnya gaya elektromagnetik. Dari timbulnya gaya elektromagnetik tersebut akan menarik armature dan terjadi perpindahan posisi dengan ditahan memakai spring. Sehingga terjadi pensaklaran atau switch contact yang membuat perubahan kondisi awal mulai dari tertutup akan berubah menjadi terbuka. Pada saat relay kondisi Normally Open (NO) maka saklar atau switch contact akan menghantarkan arus listrik. Tetapi apabila ditemukan kondisi dimana armature kembali ke posisi semula (NC), pada saat itu juga menandakan bahwa module tidak teraliri arus listrik.

2.6   LED RGB

LED RGB adalah LED yang berisikan tiga warna LED yang terintegrasi menjadi satu lampu LED. LED RGB mengandung warna Red (merah), Green (hijau), dan Blue (biru). LED RGB dapat membuat berbagai macam kombinasi warna. Pada Sistem Aeroponik ini digunakan sebagai penanda akan ketersediaan air pada bak penampungan.

Gambar 2.8  RGB LED


III.     Perancangan Alat

3.1 Alat

1.    Bor PCB

2.    Solder

3.    Tang Potong

4.    Gergaji

5.    Setrika

3.2 Bahan

1.    Arduino Uno

2.    Modul ESP32-Cam

3.    Modul Relay

4.    Selenoid Door Lock

5.    LED RGB

6.    Modul Perekam Suara ISD 1820

3.3    Blok Diagram Hubungan Komponen Utama

Gambar 3.1 Diagram Blok Komponen Utama

Keterangan dari gambar :

1. ESP32-CAM, berfungsi untuk mendeteksi wajah yang kemudin diproses untuk mengaktifkan solenoid door lock

2.  Arduino Uno digunakan sebagai pemroses dalam system

3.  LED RGB berfungsi sebagai indikator ketika modul mendeteksi wajah yang sesuai maka warna hijau menyala sedangkan apabila wajah yang terdeteksi tidak sesuai maka led merah menyala.

4.  Speaker berfungsi untuk memberikan informasi kepada pengguna berkaitan dengan hasil proses yang dilakukan

5.    Relay digunakan untuk mengaktifkan solenoid door lock sehingga pintu dapat terbuka.

3.4     Gambar Rangkaian 

Gambar 3.2 Skematik Rangkaian

3.5   Diagram Alir


Gambar 3.3 Diagram Alir

3.6    Diagram Pengawatan

Gambar 3.4 Diagram Pengawatan

3.7    Pembuatan Alat

Dalam pembuatan alat ini dilakukan melalui beberapa tahapan, yaitu :

1.        Membuat perencanaan bagan alat

2.        Membuat skema pengawatan

3.        Menyusun rangkaian sesuai skema pengawatan

4.        Membuat program Arduino

5.        Pembuatan kerangka alat atau mekanik

6.        Pemasangan rangkaian elektronik pada kerangka alat

Gambar 3.5 Alat Tampak Depan

Gambar 3.6 Alat Tampak Samping


Gambar 3.7 Pengawatan komponen 


IV. Cara Kerja Alat

Sistem pengunci loker otmatis ini bekerja dengan menggunakan masukan beruba deteksi wajah pada kamera menggunakan modul ESP32-Cam. Apabila wajah terdeteksi atau sesuai dengan yang sudah dimasukan dalam program maka relay akan aktif dan mengaktifkan solenoid door lock sehingga pintu loker terbuka.Pada bersamaan modul speaker juga akan berbunyi dengan pesan bahwa pintu loker berhasil terbuka, begitu pula dengan LED  yang digunakan sebagai indikator, apabila modul mendeteksi wajah sesuai maka led berwaran hijau akan menyala kemudian sebaliknya jika wajah tidak terdeteksi maka led berwarna merah yang akan menyala. 


V. Pengujian Alat

Dalam proyek yang kami buat, perlu diuji untuk menentukan kesesuaian alat dengan prinsip kerjanya, adapun langkah-langkah cara pengujian yang akan kami lakukan adalah :

1.    Mengunggah program ke alat yang dibuat, apakah sudah sesuai dengan yang diinginkan atau belum.

2.    Menguji alat yang sudah jadi, apakah sesuai dengan cara kerjanya atau tidak


VI. Kesimpulan

Setelah melakukan perancangan, pembuatan dan uji coba alat, maka didapatkan kesimpulan yang sebagai berikut :

1.    Alat pengunci loker otomatis ini bekerja dengan cara mendeteksi wajah menggunakan modul ESP-32 Cam.

2.    Deteksi wajah melalui webpage yang dapat dilihat pada serial monitor di  aplikasi Arduino IDE yang digunakan

3. Setelah scan wajah tersimpan maka ESP-32 Cam akan bekerja sesuai dengan program yang telah di upload, apabila wajah terdeteksi benar maka selenoid doorlock akan terbuka dan bersamaan dengan itu lampu hijau akan menyala disertai dengan indikator suara.


DAFTAR PUSTAKA

              Bekti  Maryuni, dkkk. 2017. Sistem Keamanan Pintu Berbasis Pengenalan Wajah dengan Menggunakan Metode Fisherface. Jember : Jurnal Ilmiah INOVASI, Vol.17 No.1 Edisi Januari.

           Giri Wahyu Pambudi. 2020.Belajar Arduino from Zero to Hero. Wonogiri. Creative Technology Indonesia.

              M F Wicaksono, dkk. 2020. Implementasi Arduino dan ESP32 Cam Untuk Smart Home.Fakultas Teknik Komputer. Universitas Komputer Indonesia.

          Hernanda Agung Saputra, dkk. 2018. Deteksi Pengenal Wajah sebgai Pendukung Keamanan Menggunakan Algoritme Haar-Classifier dan Eigenface Berbasis Raspberry Pi. Fakultas Ilmu Komputer. Universitas Brawijaya.

                         

            LAMPIRAN

              1. Jurnal Klik disini

              2. PPT Klik disini

              3. Simulasi Alat Klik disini

              4. Program Klik disini

              5. Pengawatan KeseluruhanKlik disini

              6. Diagram Blok Klik disini

              7. Diagram AlirKlik disini

              8.Gambar Rangkaian Klik disini

BIOGRAFI


Muhammad Heri Setiawan. Penulis dilahirkan di PatI, 21 September 2000. Penulis telah menenmpuh pendidikan formal di SD Negeri Bumiharjo 02, SMP Negeri 1 Winong, dan SMA Negeri 1 Jakenan. Pada tahun 2018, penulis mengikuti seleksi mahasiswa baru diploma(D3) di kampus Politeknik Negeri Semarang atau Polinesia dengan program studi D3 Teknik Elektronika, Jurusan Teknik Elektro. Penulis terdaftar dengan NIM 3.32.18.3.15. Apabila terdapat kritik, saran dan pertanyaan penelitian ini bisa menghubungi melalui email: muhammadherisetiawan000@gmail.com


Rifa Rifiyani. Penulis dilahirkan di Wonosobo, 12 Mei 1999. Penulis telah menempuh pendidikan formal di SD N 1 Jengkol , SMP Negeri 1 Garung , dan SMK Negeri 1 Wonosobo. Pada tahun 2018 penulis mengikuti seleksi mahasiswa baru Diploma (D3) di kampus Politeknik Negeri Semarang (Polines) dengan Program Studi D3 Teknik Elektronika, Jurusan Teknik Elektro. Penulis terdaftar dengan NIM. 3.32.18.3.18

Apabila terdapat kritik, saran dan pertanyaan mengenai penelitian ini, bisa menghubungi melalui E-mail rifarifiyani99@gmail.com


Rozzaaq Sutan Tiennedy. Penulis dilahirkan di Cilacap, 11 Juni 2000. Penulis telah menempuh pendidikan formal di SD N Sidanegara 01, SMP Negeri 2 Srandakan, dan SMK Negeri 2 Cilacap. Pada tahun 2018 penulis mengikuti seleksi mahasiswa baru Diploma (D3) di kampus Politeknik Negeri Semarang (Polines) dengan Program Studi D3 Teknik Elektronika, Jurusan Teknik Elektro. Penulis terdaftar dengan NIM. 3.32.18.3.20

Apabila terdapat kritik, saran dan pertanyaan mengenai penelitian ini, bisa menghubungi melalui E-mail rozakcilacap@gmail.com

Share: